Lagi, Melihat Tuhan


Apakah untuk berbuat kebaikan, (padahal kebaikan itu untuk dirimu sendiri), kamu harus lebih dulu melihat Allah ? (=  Untuk  jaminan/ keyakinan itu ?).
Padahal ketika Allah menciptakanmu, tidak mengharapkan (jaminan) apa-apa darimu, tidak supaya medapatkan balasan apapun dari kamu, tapi semata-mata untuk menyatakan kasihNya bagi kamu.

Dalam tulisan-tulisan saya terdahulu telah sering dikabarkan/ dijelaskan, Tuhan itu DEKAT.
56 : 81 ….. Maka apakah kamu menganggap remeh saja Al Qur’an ini ?
56 : 82 ….. kamu mengganti rezeki (yang Allah berikan) dengan mendustakan Allah.
56 : 83 ….. Maka mengapa ketika nyawa sampai di kerongkongan
56 : 84 ….. padahal ketika itu kamu melihat ?(=memandangnya)
56 : 85 ….. dan Kami lebih dekat kepadanya dari pada kamu. Tetapi kamu tidak melihat

Nasib, Takdir, Apakah Itu ?



Nasib
Nasib itu  bisa diubah (dan ditentukan) dengan usaha manusia. Marilah kita renungi ayat-ayat yang berikut ini.

05 : 03 ……  Diharamkan  bagimu  (memakan)  bangkai, darah, daging babi, (daging hewan) yang disembelih atas  nama  selain Allah, yang  tercekik yang dipukul, yang  jatuh, yang  ditanduk, dan yang diterkam  binatang  buas
Kecuali kamu sempat menyembelihnya, dan (diharamkan  juga)  mengundi nasib dengan anak panah, (mengundi nasib dengan anak panah itu) adalah kefasikan.
Pada hari ini orang-orang kafir putus asa (mengalahkan) agamamu  sebab itu  janganlah  kamu takut kepada mereka dan takutlah kepada-Ku. Pada hari ini telah  Kusempurnakan untuk  kamu agamamu, dan telah  Kucukupkan  kepadamu ni’mat-Ku , dan telah Kuridhai Islam itu jadi agama bagimu.
Maka barangsiapa  karena  kelaparan tanpa sengaja berbuat dosa, maka sesungguhnya  Allah Maha Pengampun  lagi  Maha  Penyayang.

“Hari Ini Lebih Baik Dari Kemarin”


Kata-kata ini sering diucapkan siapa saja, sebagai semboyan (peringatan) bahwa kita makin hari sepatutnya makin baik. Dalam segala hal. Penekanannya adalah, kelakuan atau perilaku dalam kehidupan kita. Dalam agama apapun, “yang beriman” meyakini adanya kehidupan sesudah ma-ti. Dan itu berlangsung kekal, kelanjutannya adalah apakah kita selamat pada keadaan demiki-an itu. Sehingga disadari atau tidak, semua  masing-masing  berusaha (berlomba ?) untuk men-capainya. Tenteram, damai dalam hati (perasaan), yang berarti selamat dengan abadi.

Janji Allah sesuai yang kamu katakan.
51 : 22…. Sungguh kamu dulu lalai tentang  (peristiwa) itu, lalu Kami singkapkan (tutup) yang menutupi (matamu) sehingga  pada hari ini penglihatanmu sangat tajam.
51 : 23…. Dan (malaikat) yang menyertainya berkata :” inilah (catatan perbuatan) yang ada pada-ku.
54 :17,22, …. Dan sesungguhnya telah Kami mudahkan Al Qur’an untuk pelajaran, maka adakah orang yang mengambil pelajaran  ?

Mengapa Kamu Disuruh Kasih Sayang ?


Karena  Allah  Maha Kasih Sayang, Dia mengasihi kamu . Kamu  dulu  tidak ada kemudian  Dia menciptakan kamu, agar kamu  tahu bahwa Dia mengasihi kamu
19 : 09…Tuhan berfirman:”(Demikianlah) …… Tuhan berfirman:”Hal itu adalah mudah bagi-Ku; dan sesungguhnya  telah  Aku ciptakan  kamu sebelum itu, padahal kamu (di waktu)  itu  belum ada sama sekali”.

Dia  memberi contoh dan pelajaran  kasih sayang  kepadamu dengan menyuruh  kamu  mengasihi kedua orang  tuamu
17 : 24 …. Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucap-kanlah:” Wahai Tuhanku kasihilah mereka keduanya sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil”.

Penyesalan Yang Terlambat


Tahukah kamu ? Kelak banyak yang celaka dengan kekal, karena tidak dapat diperbaiki lagi (perbuatan yang telah mereka amalkan). Dan memang benar, penyesalan itu selalu datangnya terlambat. Pepatah mengingatkan “ Sesal dahulu pendapatan, Sesal kemudian tidak berguna”. Renungilah peringatan ini, yang berguna ketika kamu masih di dunia (masih hidup) !!! betapa Tuhan sudah memperingatkan ……
19:38………. Alangkah terangnya pendengaran mereka dan alangkah tajamnya penglihatan mereka pada hari mereka datang kepada Kami. Tetapi orang-orang yang zalim pada hari ini (di dunia) berada dalam kesesatan yang nyata.

‘Isabnu Maryam


Bertepatan dengan suasana hari natal 2014 dan tahun baru 2015 Saya renungi, bagaiman perilaku saya selama ini, pantaskah disebut “lebih baik dari hari kemarin “? Semoga demikian, sebagaimana harapan dan usaha dari tiap-tiap hamba Allah yang mengimani akan kembali kepada-Nya. Kisah manusia, dari zaman dulu sampai sekarang, masih (dan akan terus ?) diwarnai dengan keburukan yang menodai kebaikan.

Orang-orang cendekia atau tokoh-tokoh pemikir, mengatakan kebaikan/ kebenaran itu tidak mulus-mulus saja.Tapi bila ditelaah, hal itu wajar. Sebab Allah swt sendiri berfirman:……
03:186 ………. Kamu sungguh-sungguh akan diuji terhadap hartamu dan dirimu. Dan (juga) kamu sungguh-sungguh akan mendengar dari orang-orang yang diberi kitab  sebelum kamu dan dari orang- orang yang yang mempersekutukan Allah , gangguan yang banyak yang menyakitkan hati, jika kamu bersabar dan bertaqwa, maka sesungguhnya yang demikian itu termasuk urusan yang patut diutamakan.
09:126 ………. Dan tidakkah mereka (orang-orang munafik)  memperhatikan bahwa mereka diuji sekali atau dua kali setiap tahun, kemudian mereka tidak (juga) bertaubat dan tidak (pula) mengambil pelajaran ?
29:02 ………. Apakah manusia mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan:” Kami telah beriman”, sedang mereka tidak diuji lagi ?

Sungguh Dahsyat Konflik Jin/Syaitan Vs Manusia


Hanya, manusia sangat TIDAK menyadari dengan baik/ sepenuhnya.. Kecuali tentunya hamba Allah yang tekun, taqwa dan selalu INGAT kepada-Nya. Mengapa dahsyat ? Akhir dari perjalanan hidup ini (kalau terlalu muluk disebut perjuangan hidup) akan berakhir kekal !!!  Bahagia .Itu memang tujuan semua, kalau CELAKA bagaimana ?

Allah Maha Baik, Dia mewariskan (pusaka) bumi kepada kita, sesudah kita diamanahi untuk menjadi khalifah di bumi (kalau berhasil selalu di jalan yang lurus). Lihat aja ayat ini,
QS 21:97 ….. Dan telah dekatlah kedatangan janji yang benar (hari berbangkit) maka tiba-tiba terbelalaklah mata orang-orang yang kafir. (Mereka berkata):”Aduhai ,celakalah kami , sesungguhnya kami adalah dalam kelalaian tentang ini, bahkan kami adalah orang-orang yang zalim”.

Adab Berdoa


Banyak kepentingan dalam hidup kita yang ingin kita raih. Dan kesulitan yang terhampar di hadapan kita, membuat semangat kita “ terganggu/ teruji ?” Apakah sebagai hamba Allah, yang bergantung HANYA kepada-Nya, kita benar-benar mengaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari kita, atu “tergoda” mencari jalan lain “yang pintas” tapi tidak pantas. Misalnya minta perto-longan kepada apa yang disebut “alternative” yang sering secara tidak sadar, mengarah kepada musyrik ?

Teladan keluarga lukman:
31:13 …… Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberI pela-jaran kepadanya :” Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan (Allah) sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar”.

Mengenal Nabi


Dibahasakan oleh Allh swt “sebagai kawan” mu/kita, nabi mengatakan
41:6: katakanlah : bahwasanya aku hanyalah seorang manusia seperti kamu, diwahyukan kepadaku bahwasanya Tuhan kamu adalah Tuhan Yang Maha Esa, maka tetaplah pada jalan yang lurus menuju kepada-Nya dan mohonlah ampun kepada-Nya. Dan kecelakaan yang besar-lah bagi orang-orang yang mempersekutukan(Nya).
41:7: (yaitu) orang-orang yang tidak menunaikan zakat dan mereka kafir akan adanya (kehidupan) akhirat.

Allah membahasakan nabi, dengan “kawan”
53:2   kawanmu (Muhammad) tidak sesat dan tidak pula keliru.

Malaikat


Adalah hal yang menarik pada fikiranku. Dulu ketika remaja, seperti umumnya kondisi waktu itu, aku juga berpikiran seperti seniorku (kita). Hal yang paling pasti, perilaku sudah terbentuk (tanpa disadari), bahwa malaikat itu lebih tinggi dari kita (dalam hal derajat). Bukankah orang tua kita sering memberi nasehat, kalau mau jadi “anak baik”, contohlah perilaku malaikat (wa-laupun kita tidak pernah melihat/ bertemu malaikat, kecuali dalam imajinasi, ketika mende-ngarkan  nasihat itu). Di sekolah juga dibimbing begitu, agar perilaku kita tertib.

Setelah dewasa, pola fikiran jadi berubah, seiring menerima / mendengarkan pengajian, bahwa makhluk ciptaan Tuhan tertinggi itu adalah manusia. Kita. Walaupun tidak dipungkiri, hidup kita ini dikontrol dengan keterbatasan-keterbatasan yang sudah menjadi kelengkapan hidup, yang kita harus jalani.
Malaikat adalah termasuk makhluk ghaib, dan harus kita imani, bukankah diajarkan : rukun iman ada 6 perkara ? dan jangan lupa…………….
81:23 …… Dan sesungguhnya Muhammad itu melihat Jibril di ufuk yang terang.
81:24 …… Dan dia bukanlah seorang yang bakhil untuk menerangkan yang ghaib.

Manusia Itu Memang Rumit


Ada dua sisi pada manusia. Sering dimisalkan oleh Allah swt. sebagai golongan kanan (baik) dan golongan kiri (buruk).
Pada permulaan zaman, Dia menyiapkan ciptaan-Nya ……….
90:03 ……    Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia berada dalam susah payah.

(=Sindiran atas laku manusia,yang terlalu banyak ni’mat Allah dikaruniakan kepadanya, tapi tidak bersyukur, malahan selalu berkeluh kesah). Sudah diberikan surga, sudah disujudkan malaikat kepadanya, dijadikan khalifah di bumi ………….
55:16 ……    Maka ni’mat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan ?
90:04 ……    Apakah manusia itu menyangka bahwa sekali-kali tiada seorangpun yang ber-kuasa atasnya ?
02:65 ……   Dan sesungguhnya kamu ketahui orang-orang yang melanggar di antaramu pada hari Sabtu, lalu Kami berfirman kepadanya:” Jadilah Kamu kera yang hina”.

Turunnya Al Qur’an


Salah satu dari enam rukun iman, yang kita terima secara klasik dalam pemeliharaan iman kita adalah , Kitab. Yang dimaksud adalah :
02:02 …….. Kitab (Al Qur’an) ini tidak ada keraguan di padanya ; petunjuk bagi mereka yang bertaqwa.
02:04 …….. dan mereka yang beriman kepada Kitab (Al Qur’an) yang telah diturunkan kepadamu dan Kita-Kitab yang telah diturunkan sebelummu serta mereka yakin akan adanya (kehidupan) akhirat.
41:53 …….. Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan) Kami disegenap ufuk, dan pada diri mereka sendiri, sehingga jelaslah bagi mereka bahwa Al Qur’an itu adalah benar. Dan apakah Tuhanmu tidak  cukup (bagi kamu)  bahwa sesungguhnya Dia menyaksikan segala sesuatu ?

Meremehkan Qur’an


Tidak usah dikatakan, terlalu banyak orang meremehkan qur’an,  baik dari sikap maupun dari kata-kata. Dan tentu saja dalam batin/ pikiran mereka. Bukankah “ yang diluar itu cerminan/ ungkapan dari dalam ?”     
Padahal, petunjuk dan peringatan dan khabar gembira itu diperuntukkan bagi seluruh  umat manusia.
2:26 ….. Sesungguhnya Allah  tiada segan membuat perumpamaan berupa nyamuk, atau lebih rendah dari itu . Adapun orang-orang yang beriman, mereka yakin bahwa perumpamaan itu benar dariTuhan mereka, tetapi mereka yang kafir mengatakan “ Apakah maksud Allah
menjadikan ini untuk perumpamaan ?” Dengan perumpamaan itu, banyak orang yang disesatkan Allah, dan dengan perumpamaan itu (pula) banyak orang yang diberi-Nya petunjuk.
      
Dan tidak ada yang disesatkan Allah kecuali  orang-orang yang fasik.
62:5 ….. Perumpamaan orang-orang yang dipikulkan kepadanya Taurat kemudian mereka tia-da memikulnya adalah seperti keledai yang membawa Kitab-Kitab yang tebal. Amatlah buruk-nya perumpamaan kaum yang mendustakan ayat-ayat Allah itu. Dan Allah tiada memberi pe-tunjuk kepada kaum yang zalim.

Mengapa Kamu Pelit ? Sebenarnya Kamu Diajak Bersedekah


Infaq – Shodaqoh – Zakat
51:22 … Dan di langit terdapat ( sebab-sebab) rezekimu dan terdapat ( pula ) apa yang dijanjikan kepadamu
: 23 … Maka demi Tuhan langit dan bumi, sesungguhnya yang dijanjikan itu adalah benar- benar  ( akan terjadi )  seperti perkataan yang kamu ucapkan.
29:2 … Apakah manusia mengira bahwa mereka akan dibiarkan hanya dengan mengatakan :”Kami telah beriman,” dan mereka tidak diuji ?
:3 … dan sungguh, Kami telah menguji orang-orang sebelum mereka, maka Allah pasti mengetahui orang-orang yang benar  dan pasti mengetahui orang-orang yang dusta.
3:186 … Kamu pasti diuji dengan hartamu, dan dirimu.  Dan pasti kamu akan mendengar banyak hal yang sangat menyakitkan hati dari orang-orang yang diberi Kitab sebelum kamu dan dari orang-orang musyrik. Jika kamu bersabar dan bertaqwa, maka sesungguhnya yang demikian itu termasuk urusan yang ( patut ) diutamakan.

Apa Sebenarnya Tasbih, Sembahyang, Sholat Itu ?


Ini yang biasa dibaca permulaan ( sebelum) shalat
Al An’am 162 --- Katakanlah : “Sesungguhnya shalat, ibadat, hidup dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam,
Al An’am 163 --- tiada sekutu bagi-Nya; dan demikian itulah  yang diperintahkan kepadaku dan aku adalah orang yang pertama-tama menyerahkan diri (kepada Allah)”.

Shalat itu apa, demikian pentingnya, sehingga berkali-kali Allah memerintahkan mengerjakannya.
2:3 (yaitu)  mereka yang beriman kepada yang ghaib, yang  mendirikan shalat, dan menafkahkan sebahagian rezeki yang Kami anugerahkan kepada mereka,
2:43 dan dirikanlah shalat tunaikanlah zakat dan ruku’lah beserta orang-orang yang ruku’
2:45 dan mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan (mengerjakan) shalat . dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusu’
2:110 Dan dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat. Dan kebaikan apa saja yang kamu usahakan bagi dirimu, tentu kamu akan mendapat pahalanya pada sisi Allah. Sesungguhnya Allah Maha Melihat apa-apa yang kamu kerjakan.
2:238 Peliharalah segala shalat(mu) dan peliharalah shalat wusthaa. Berdirilah karena Allah (dalam shalatmu) dengan khusu’
2:239 Jika kamu dalam keadaan takut (bahaya), maka shalatlah sambil berjalan atau berkendaraan . kemudian, apabila kamu telah aman, sebutlah Allah (shalatlah), sebagaimana Allah telah mengajarkan kepada kamu apa yang belum kamu  ketahui.
108:2 --- Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu, dan berkorbanlah

Tidak Ada Pertolongan


Bagi yang sombong dan ingkar kepada ayat-ayat Allah, perhatikanlah ini. Bahwasanya orang bertanggung jawab atas perbuatan masing-masing.
66:10 Allah membuat istri Luth dan istri Nuh  perumpamaan bagi orang-orang kafir. Ke-duanya berada di bawah pengawasan dua orang hamba yang saleh diantara hamba –hamba Kami , lalu kedua istri itu berkhianat kepada kedua suami-nya, maka kedua suaminya itu tiada dapat membantu mereka sedikitpun dari siksa Allah; dan dikatakan ( kepada keduanya ) :” Masuklah ke neraka bersama orang-orang yang masuk ( neraka )”.

Padahal kita tahu, keduanya Nuh dan Luth, hamba Allah yang saleh. Sudah tentu sangat cinta kepada keluarganya, istrinya.Tetapi ketentuan Allah tetap berlaku dan tidak dapat ditangguhkan, apalagi ditolak.
2:48  Dan jagalah dirimu dari (azab) hari kiamat (yang pada hari itu) seseorang tidak dapat membela orang lain walau sedikitpun dan (begitu pula) tidak diterima sya-fa’at dan tebusan dari padanya dan tidaklah mereka akan ditolong.