Nasib, Takdir, Apakah Itu ?
Nasib
Nasib itu bisa diubah (dan ditentukan) dengan usaha manusia. Marilah kita renungi ayat-ayat yang berikut ini.
05 : 03 …… Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi, (daging hewan) yang disembelih atas nama selain Allah, yang tercekik yang dipukul, yang jatuh, yang ditanduk, dan yang diterkam binatang buas
Kecuali kamu sempat menyembelihnya, dan (diharamkan juga) mengundi nasib dengan anak panah, (mengundi nasib dengan anak panah itu) adalah kefasikan.
Pada hari ini orang-orang kafir putus asa (mengalahkan) agamamu sebab itu janganlah kamu takut kepada mereka dan takutlah kepada-Ku. Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Kucukupkan kepadamu ni’mat-Ku , dan telah Kuridhai Islam itu jadi agama bagimu.
Maka barangsiapa karena kelaparan tanpa sengaja berbuat dosa, maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
05 : 26 …… Allah berfirman :” (Jika demikian), maka sesungguhnya negeri itu diharamkan atas mereka selama 40 tahun, (selama itu) mereka akan berputar-putar kebingungan di bumi (padang Tijh) itu. Maka janganlah kamu bersedih hati (memikirkan nasib) orang-orang yang fasik itu.”
05 : 90 …… Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan anak panah, adalah perbuatan keji termasuk perbuatan syaitan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan.
27 : 47 …… mereka menjawab:” Kami mendapat nasib yang malang, disebabkan kamu dan orang-orang yang besertamu”. Saleh berkata:”Nasibmu ada pada sisi Allah, (bukan kami yang menjadi sebab), tetapi kamu kaum yang diuji”.
39 : 19 …… Apakah (kamu hendak merobah nasib) orang-orang yang telah pasti ketentuan azab atasnya ? Apakah kamu akan menyelamatkan orang yang berada dalam api neraka ?
43 : 89 …… Maka berpalinglah (hai Muhammad) dari mereka dan katakanlah:” Salam (selamat ting-gal )” kelak mereka akan mengetahui (nasib mereka yang buruk).
Dan Allah mengijinkan perubahan yang diusahakan manusia, bila untuk kebaikan. Dan Allah menentukan segala hasil dari usaha itu.
13 : 11 …… Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia.
Jadi jelaslah, nasib adalah keadaan (dan perubahan yang terjadi atasnya) kehidupan manusia, karena usaha manusia untuk dirinya sendiri.
Takdir
Sedang takdir adalah keadaan kehidupan manusia, yang tak dapat diubahnya walaupun dengan usaha yang sekeras-kerasnya, karenA TELAH DIKEHENDAKI ALLAH. SWT.
03 : 166 …… Dan apa yang menimpa kamu pada hari bertemunya dua pasukan, maka (kekalahan} itu adalah dengan izin (takdir) Allah, dan agar Allah mengetahui siapa orang-orang yang beriman.
12 : 67 …… Dan Ya’qub berkata:” Hai anak-anakku janganlah kamu (bersama-sama) masuk dari satu pintu gerbang, dan masuklah dari pintu-pintu gerbang yang berlain-lain; namun demikian aku tiada dapat melepaskan kamu barang sedikitpun dari pada (takdir) Allah. Keputusan menetapkan (se-suatu) hanyalah hak Allah, kepada-Nya-lah aku bertaqwakal. Dan hendaknya kepada-Nya saja orang-orang yang bertaqwakal berserah diri”.
12 : 68 …… Dan tatkala mereka masuk menurut yang diperintahkan ayah mereka , maka (cara yang mereka lakukan itu) tiadalah melepaskan mereka sedikitpun dari takdir Allah , akan tetapi itu ha-nya suatu keinginan pada diri Ya’qub yang telah ditetapkannya. Dan sesungguhnya dia mempu-nyai pengetahuan, karena Kami telah mengajarkan kepadanya. Akan tetapi kebanyakan manusia tiada mengetahui.
33 : 17 …… Katakanlah:” Siapa yang dapat melindungi kamu dari (takdir) Allah jika Dia menghendaki bencana atasmu atau menghendaki rahmat untuk dirimu ?” Dan orang-orang munafik itu tidak memperoleh bagi mereka pelindung dan penolong selain Allah.
18 : 27 …… Dan bacakanlah apa yang diwahyukan kepadamu , yaitu kitab Tuhanmu (Al Qur’an). Tidak ada (seorangpun) yang dapat merubah kalimat-kalimat-Nya. Dan kamu tidak akan dapat menemukan tempat berlindung selain dari pada-Nya.
03 : 154 …… > Katakanlah:” Sekiranya kamu berada di rumahmu, niscaya orang-orang yang telah ditakdirkan akan mati terbunuh itu, keluar (juga) ke tempat mereka terbunuh”. Dan Allah (berbuat demikian) untuk menguji apa yang ada dalam dadamu dan untuk membersihkan apa yang ada dalam hatimu. Allah Maha Mengetahui isi hati.
27 : 57 …… Maka Kami selamatkan dia beserta keluarganya, kecuali istrinya. Kami telah men-takdirkan dia termasuk orang-orang yang tertinggal (dibinasakan).
Sering bila merenung pada malam hari, setelah membaca Al Qur’an ini, hati teriris manakala ada sikap-sikap dari sementara anggota keluarga kita yang mengesankan tidak mau berusaha mema-hami makna ayat-ayat Qur’an. Bukankah berkali-kali diuraikan, terpampang sejelas-jelasnya, petunjuk-peringatan- ancaman maupun berita gembira. Nasehat apakah lagi yang bisa berpenga-ruh atau dapat menyentuh hati mereka ? kita hanya dapat berdo’a (selain usaha mengingat-ingat-kan, mengajak shalat, berinfaq) dan mengajak mengaji (belajar memahami ayat-ayat) Qur’an.
Hal itu makin hari makin mencemaskan perasaan hati saya(=kita?) manakala terus berlangsung di hadapan kita setiap hari. Bukankah ayat mengingatkan:” Jagalah dirimu dan keluargamu dari ganasnya api neraka”?
Wassalam mu alaikum warahmatullah wabaro kaatuh.
Untuk putraku Patria Paragon, sahabatku Didiet Herdiyanto, P Goen – Pesantren Akhlaqul Kharimah, Madiun.
Surabaya Febr 2015. MBU
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar