Adalah kebiasaan diantara kita, bila mendapati suatu keaiban pada seseorang, lalu punya pandangan bahwa memang “keluarganya begitu.” Tapi, baiklah bila kita renungi/ pelajari ayat dibawah ini dengan seksama. Bukankah Al Qur’an itu pelajaran ?
56:81, Apakah kamu menganggap remeh berita ini (Al Qur’an) ?
39:23, Allah telah menurunkan PERKATAAN YANG PALING BAIK (yaitu) AL-QUR’AN yang serupa (ayat-ayatnya) lagi berulang-ulang = HADIST…………….
Hud: 1, Alif, Lam Ra. (inilah) Kitab yang ayat-ayatnya disusun dengan rapi, kemudian dijelaskan secara terperinci , (yang diturunkan) dari sisi (Allah) Yang Maha bijaksana, Mahateliti.
Nuh dan Luth, Mereka berdua termasuk hamba Allah yang shaleh, bahkan keduanya menjadi kekasih Allah swt, namanya terpateri dalam kitab suci Al Qur’an sepanjang masa. Menjadi teladan bagi seluruh umat yang beriman. Walaupun di dalam keluarga mereka ada ang-gotanya yang JELEK (KENA MURKA ALLAH). Jadi, tidak serta merta, dapat ditentukan bahwa Nabi Luth maupun Nabi Nuh, adalah orang (termasuk orang) “jelek” juga.
Walaupun mereka sebagai kepala keluarga wajib menjaga, memimpin kaumnya/ keluarga, agar me-nempuh jalan yang lurus yang diridhai Allah swt.
At tahrim 6, Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakar-nya adalah manusia dan batu, penjaganya malaikat-malaikat yang kasar , keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperin-tahkan.
at tahrim 10, Allah membuat perumpamaan bagi orang-orang kafir, istri Nuh, dan istri Luth. Keduanya berada di ba-wah pengawasan dua orang hamba yang saleh di antara hamba-hamba Kami, lalu kedua istri itu ber-khianat kepada kedua suaminya, tetapi kedua suaminya itu tidak dapat membantu mereka sedikitpun dari (siksa) Allah; dan dikatakan kepada kedua istri itu:” Masuklah berdua ke neraka bersama orang-orang yang masuk (neraka).”
at tahrim 11, Dan Allah membuat perumpamaan bagi orang-orang yang beriman, istri Fir’aun, ketika dia berkata, “Ya Tuhanku bangunkanlah untukku sebuah rumah di sisi-Mu dalam surga dan selamatkanlah aku dari Fir ’aun dan perbuatannya, dan selamatkanlah aku dari kaum yang zalim”. Pada dasarn ya setiap orang itu bertanggung jawab atas perebuatannya sendiri, masing-masing.
Seperti yang harus diterima Nabi Nuh, meskipun itu buah cintanya sendiri (anak kesayangannya). Betapa perih hatinya ! dengarkanlah rintihannya ini :”
QS 11:45 …. Dan Nuh memohon kepada Tuhannya :” Ya Tuhanku, sesungguhnya anakku adalah terma-suk keluargaku, dan janji-Mu itu pasti benar. Engkau adalah hakim yang paling adil.”
jawab Allah swt adalah ini:”
QS 11:46 …. Dia (Allah) berfirman :” Wahai nuh ! sesungguhnya dia bukanlah termasuk keluargamu, ka-rena perbuatannya sungguh tidak baik, sebab itu jangan engkau memohon kepada-Ku sesuatu yang ti-dak engkau ketahui (hakikatnya). Aku menasihatimu agar (engkau) tidak termasuk orang yang bodoh.”
Demikian juga Luth,
dengan hati berat, harus meninggalkan orang-orang yang dicintainya, untuk tertimpa bencana dahsyat akibat perbuatannya sendiri.
QS 11:81…. Mereka (para malaikat) berkata, “Wahai Luth ! sesungguhnya kami adalah para utusan Tuhan-mu, mereka tidak akan dapat mengganggu kamu, sebab itu pergilah bersama keluargamu, pada akhir malam dan jangan ada seorangpun di antara kamu yang menengok kebelakang, kecuali istrimu. Sesungguhnya dia (juga) akan ditimpa (siksaan) yang akan menimpa mereka. Sesungguhnya saat ter-jadinya siksaan bagi mereka itu waktu Subuh. Bukankah Subuh itu sudah dekat ?”
QS: 9:24 …. Katakanlah :” Jika bapak-bapak, anak-anak, saudara-saudara, istri-istri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai dari Allah dan Rasul-Nya dan dari berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya”. Dan Allah tidak member i petunjuk kepada orang-orang yang fasik .
Kesimpulannya,
Yang berbuat salah, terbatas pada pelakunya, yang berbuat baik adalah terlepas dari kesalahan/ kejelekan yang bukan atas namanya sendiri. Bukan mereka tega, tidak punya hati lembut, tapi cinta , iman, kepada Allah tidak bisa diduakan. Dan, siapapun tidak dapat menolong (orang yang dicintai) sedikitpun !!!
Dahulukanlah Allah, memang itu sudah sepatutnya.
QS: 2:48 …. Dan jagalah dirimu dari (azab) hari (kiamat, yang pada hari itu) seseorang tidak dapat mem-bela orang lain, walau sedikitpun; dan (begitu pula) tidak diterima syafaat dan tebusan dari padanya, dan tidaklah mereka akan ditolong.
Untuk puteraku Patria Paragon, sahabatku Didiet Herdyanto, P Goen - Pesantren Akhlaqul Karimah. Madiun, Arief- TVRI - Jogya.
04 Januari 2016
Tidak ada komentar:
Posting Komentar