Kebenaran
Jangan terlalu kaku dalam bertindak, nikmatilah sholatmu !
Sering, dari lubuk hati yang paling dalam, begitu kita meningkat dewasa dalam usia, dan cara berpikir, kita merenung melakukan “pencarian jawaban“ tentang ketenteraman umum. Benar-benar tenteram tanpa pertikaian, permusuhan dan semacamnya. Bahkan walaupun hanya pertikaian dalam pendapat, atau dalam cara menjalani hidup sehari-hari.
Saya masih menyimpan kutipan-kutipan dari para penulis (pemikir ?) terkenal :
Semoga dapat menjadi tambahan khazanah bagi yang berminat. Hal ini betul-betul menjadi perhatian saya, karena tiap saat, “ mendapat informasi” dari tayangan tv. Tentang peristiwa kekerasan, baik itu tawuran antar kampung, golongan, dan akhir-akhir ini tawuran antar pelajar/ siswa di sekolah-sekolah. Yang pada “zaman dulu” hal itu tidak pernah kita konsumsi, walaupun dari siaran radio.
Setiap orang, sudah jamak, pasti akan menengok kepada agamanya masing-masing. Untuk mencari kebenaran, atau jawaban dari pertanyaan yang timbul, akibat kejadian yang tidak elok.
“ Kenapa bisa begitu ? “ Karena meyakini, bahwa jawaban yang paling benar dan terakhir, adalah …. “ ada didalam ( kitab) agamaku ”.
Karena setiap agama hanya mengajarkan kebaikan/ kebenaran.
Kutipan itu sebagai berikut :
Hans Kung (1990) humanism agama.
Agama digugat untuk membenahi lewat inspirasi moralnya. Tidak untuk kepentingan Kristen, Islam, Budha, Hindhu, Kong Hu Chu, tapi untuk kepentingan seluruh umat manusia.
Agama = solusi utama untuk mengatasinya.
C Smith: semua umat beragama harus terlibat dalam wilayah kemanusiaan, melewati sekat-sekat agama. Hubungan antar agama, tadinya “ I “ & “ it “ -> “ I & thou “ -> menjadi we all.
Agama apapun punya visi kemanusiaan, membawa nilai-nilai kemanusiaan bagi kepentingan/ kelangsungan umat manusia.
Agama Kristen membawa kasih sayang, Yahudi membawa pengobatan bagi penderitaan ( mesiasnism ), Islam membawa keberpihakan kepada kaum lemah.
Agama itu mempunyai platform, control efektif atas ketidakadilan global. Mengubah trauma menjadi etika progressive sebagai tanggung jawabnya. Hal ini membuktikan, kemanusiaan adalah ajaran seluruh agama.
Demikian antara lain, yang sempat saya kutip/ catat, karena menurut hati saya, itu sangat penting.
Tiap umat diberi aturan-aturan tersendiri, sesuai dengan zamannya.
Al Maidah 47 ………. Dan kami telah turunkan kepadamu Al AQur’an dengan membawa kebenaran, membenarkan apa yang sebelumnya,yaitu kitab-kitab ( yang diturunkan sebelumnya ) dan batu ujian terhadap kitab-kitab yang lain itu; maka putuskanlah perkara mereka menurut apa yang Allah turunkan, dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka dengan meninggalkan kebenaran yang telah datang kepadamu.
Untuk tiap-tiap umat diantara kamu. Kami berikan aturan dan jalan yang terang. Sekiranya Allah menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat (saja). Tetapi Allah hendak menguji kamu, terhadap pemberian-Nya kepadamu, maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan……. Dst.
Dalam tulisan itu juga diuraikan bahwa dialog ( antar ) agama sering dikaitkan dengan fenomena kekerasan hidup, kedamaian, dan kebenaran.
Saya setuju : ( memang inilah agama, tempat larinya, hati dan fikiran,ketika terjadi petaka yang sulit dinalar ). Sering terjadi dialog kan, di negeri kita ? Bahkan di berbagai tempat di belahan dunia ini ? Setelah adanya kejadian-kejadian yang keras dan bersinggungan dengan agama, yang tadinya berangkat dari soal hak azasi manusia, atau kemanusiaan. Contohnya: di Filipina di Muang Thai, di Palestina di Irlandia, di Kashmir India, di Irak, di Afghanistan, di Birma dll.
Globalisasi & modernisasi memudarkan substansi agama, karena globalisasi & modernisasi juga memproduksi kemiskinan yang bersifat global. Sekarang yang paling marak, wajah negeri kita. Korupsi menyebabkan sendi-sendi keadilan porak-poranda, dipermainkan. Menimbulkan kepentingan untuk kelompoknya/ partainya. Sehingga terjadi tragedi kemanusiaan “ mengalahkan “ fondasi agama dan kebenaran tunggal. Maka manusia harus mengembalikan dan membersihkan wajah agama.( bukankah sebagai penerus teladan nabi, kita harus berdakwah ? )
Charles Kimball menganjurkan agar menggali sumber-sumber hidup agama yang autentik.
Kita jadi ingat : ( Betapa cerdas Bapak Bangsa kita : Bung Karno menganjurkan “galilah api Islam “ ). Bahkan dia pernah mendapat julukan “ the best Public Relation”. Orang yang beragama sejatinya agen perdamaian, etika dan keindahan di bumi. Agama jangan hanya dipahami sebagai praktek ritual. Karena, sejatinya agama adalah harapan, cinta, kedamaian.
Apakah agama harus meninggalkan inclusivesm ?
Bukan begitu, tapi agama memang pluralis ( ingat Gus Dur, Bapak Pluralis ?) ( rokhmatan lil’alamin ).
Selanjutnya, yang saya kutip dari ( Endrik Safudin (JIK) Fak Syar IAIN S Ampel Sby.)
Tak kurang indahnya, …..Agamawan harus saling ketemu, dialog, memetik kearifan, dalam keberadaan tradisi, dan penghayatan sebagai kekayaan yang saling terkait satu sama lain.
Menyatukan pemeluk agama ( hablum minannas ) dalam keberadaannya . Relasi antar umat beragama, ( lihatlah bhineka tunggal ika ) sebagai salah satu pilar Negara kita. Yang membuktikan kemunculan Negara R.I. yang merdeka dan sakti. sebagai praktek sosial. Dari instruksional menjadi progressivonal ? sebagai otodidaksi ke praktek.
Jadi, kebenaran itu yang bagaimana ya ? Al Fatehah 7…….. ( yaitu ) jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepada mereka; bukan ( jalan ) mereka yang dimurkai ( orang-orang yang mengetahui kebenaran dan meninggalkannya ). Dan bukan ( pula jalan ) mereka yang sesat (orang-orang yang meninggalkan kebenaran karena ketidak- tahuan dan kejahilan ).
Al Baqarah 87 …………… Dan sesungguhya Kami telah mendatangkan Al Kitab ( Taurat ) kepada Musa , dan Kami telah menyusulinya ( berturut-turut ) sesudah itu dengan rasul-rasul, dan telah Kami berikan bukti-bukti kebenaran ( mu’jizat ) kepada Isa’ putera Maryam dan Kami memperkuatnya dengan Ruhul-Qudus.
Apakah setiap datang kepadamu seorang rasul membawa sesuatu ( pelajaran ) yang tidak sesuai dengan kei – nginanmu lalu kamu angkuh ; maka beberapa ( di antara mereka ) kamu dustakan dan beberapa orang ( yang Lain ) kamu bunuh?............... dst
Al Baqarah 111 …………… “ sekali-kali tidak akan masuk surga kecuali orang-orang ( yang beragama ) Yahudi atau Nasrani “. Demikian itu ( hanya ) angan-angan mereka yang kosong belaka. Katakanlah : “ tunjukkanlah bukti ke-benaranmu jika kamu adalah orang yang benar “.
Al Baqarah 119 …………… Sesungguhnya Kami telah mengutusmu ( Muhammad ) dengan kebenaran, sebagai pembawa berita gembira dan pemberi peringatan, dan kamu tidak akan diminta ( pertanggungjawaban ) tentang penghuni-penghuni neraka.
Al Baqarah 140 …………… kecuali mereka yang telah taubat dan mengadakan perbaikan dan menerangkan ( kebe-naran ), maka terhadap mereka itu Aku menerima taubatnya dan Akulah Yang Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang.
Al Baqarah 176 …………… yang demikian itu adalah karena Allah telah menurunkan Al Kitab dengan membawa kebenaran, dan sesungguhnya orang-orang yang berselisih tentang ( kebenaran ) Al kitab itu, benar-benar dalam penyimpangan yang jauh.
Semoga kita semua termasuk kedalam golongan orang-orang yang diterima amalannya oleh Tuhan Allah Seru Sekalian Alam.amien.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar