Lagi Membaca/ Belajar Al Qur’an


Lama rasanya tidak menulis, menuangkan, apa yang sebetulnya disumbangkan dari fikiran ini, (mudah-mudahan) bermanfaat untuk orang lain /sesama. Dan tentu saja tidak mendatangkan murka Allah.

Sering kita menerima nasehat atau pemberitahuan dari orang-orang tertentu, bahwa belajar sendirian itu TIDAK BAIK akibatnya, bisa tersesat. Sehingga kesan yang diterima, belajar sendiri itu TIDAK BENAR. Harus dengan guru. Menunggu guru yang lebih tahu. Sehingga tidak sedikit yang perlu guru “menunggu guru” atau dalam pencarian guru yang belum ada/ datang itu , dia TAKUT belajar sendiri pada hal keinginan untuk belajar itu benar-benar ingin menjadi baik. (Lebih baik dari keadaan sebelumnya). Terlebih-lebih bila yang hendak dipelajari itu Kitab Qur’an.

Jadi, jika belum ada guru atau dalam keadaan khusus/ tertentu terpaksa harus membuka atau belajar sendiri, apakah tidak boleh ? Dan pasti tersesat ?

Nikmat (dari Allah)


Sesungguhnya kenikmatan itu luas sekali artinya, adalah bagian dari hidup yang dapat kita jangkau dengan fikiran (kebijakan) kita sebagai berikut:
Dalam kehidupan sehari-hari, yang kita alami apapun itu, asal di(kita) rasa enak atau nyaman, kita katakan/ putuskan bahwa itu nikmat. Dan memang itulah yang kita dapat sebagai pengalaman hidup (belajar) ,  dari didikan orang tua ataupun sekolah dan menjadi pandangan hidup/ cara berpikir kita, selanjutnya. Kita dapat menyelami/ ambil contoh sebagai berikut (dalam Qur’an) :

02:47 ……. Hai Bani Isral, ingatlah akan nikmat-Ku yang telah Aku anugerahkan kepadamu dan (ingatlah pula) bahwasanya Aku telah melebihkan kamu atas segala umat = selalu diampuni dosa dan kedurhakaannya yang sering mereka ingkarkan terhadap Allah.